Pada tahun 1990-an ia tidak banyak membuat rekaman, kecuali beberapa konser kecil pada 1995 dan beberapa album. Pada 2004 ia menerbitkan sebuah album baru yang antara lain berisi Berdendang, yang kuat diwarnai oleh nada dari tanah leluhurnya, Maluku.
Di tahun 1995, Daniel sempat kembali ke Indonesia dan mendapat penghargaan di Yogyakarta. Pengalaman Daniel ini direfleksikan dalam albumnya “After The Jetlag” yang dirilis oleh Sunflight pada Oktober 1998.
Lewat labelnya sendiri, Sunflight, Daniel juga memberi izin untuk merilis lagu-lagu terbaiknya khusus untuk pemasaran di wilayah Indonesia dalam album "The Best Of Daniel Sahuleka" yang merupakan produksi bersama Moedya Music & Alfa Records. Di album ini, selain dua lagu hits yang disebutkan tadi, yang menggunakan versi dari album "I Adore You" (1993), juga ada nomor balada "Will You Still Be There", "Lonesome On The Road", "The Sunflight" serta tembang yang memuat pesan kemanusiaan berjudul "Dust Of Life". Tak cuma tembang balada yang menjadi andalan Daniel di album ini. Ia pun menunjukkan sisi dinamis lewat "Imagine", "The Rain" serta lagu bernuansa etnik tradisional Ambon, "Badendang", yang memperlihatkan kualitas Daniel sebagai musisi yang kreatif, inovatif dan berkelas internasional. Menurut Daniel, ia sangat senang akhirnya bisa kembali menemui penggemarnya di Indonesia, kendati cuma lewat sebuah album rekaman. Sebab baginya masyarakat Indonesia tetap selalu punya tempat khusus di hatinya.
Lewat labelnya sendiri, Sunflight, Daniel juga memberi izin untuk merilis lagu-lagu terbaiknya khusus untuk pemasaran di wilayah Indonesia dalam album "The Best Of Daniel Sahuleka" yang merupakan produksi bersama Moedya Music & Alfa Records. Di album ini, selain dua lagu hits yang disebutkan tadi, yang menggunakan versi dari album "I Adore You" (1993), juga ada nomor balada "Will You Still Be There", "Lonesome On The Road", "The Sunflight" serta tembang yang memuat pesan kemanusiaan berjudul "Dust Of Life". Tak cuma tembang balada yang menjadi andalan Daniel di album ini. Ia pun menunjukkan sisi dinamis lewat "Imagine", "The Rain" serta lagu bernuansa etnik tradisional Ambon, "Badendang", yang memperlihatkan kualitas Daniel sebagai musisi yang kreatif, inovatif dan berkelas internasional. Menurut Daniel, ia sangat senang akhirnya bisa kembali menemui penggemarnya di Indonesia, kendati cuma lewat sebuah album rekaman. Sebab baginya masyarakat Indonesia tetap selalu punya tempat khusus di hatinya.
Untuk memenuhi permintaan fans dari Daniel Sahuleka terhadap sebuah album akustik, Daniel merekam album "Colorfool" di tahun 2004. Album ini berisi vokal Daniel Sahuleka yang hanya diiringi dengan gitar akustik.
Di tahun 2006, Daniel Sahuleka diundang untuk tampil dalam Java Jazz Festival 2006 yang diselenggarakan oleh Peter F. Gontha. Daniel juga dianugerahi berbagai penghargaan antara lain, dari PAPPRI Asosiasi Musik Indonesia atas dedikasi yang tinggi dalam dunia musik serta pengembangan tema ke-Indonesiaan, sebagai Duta Wisata Jakarta dan Honorable Citizen of Jakarta.
Di tahun 2006, Daniel Sahuleka diundang untuk tampil dalam Java Jazz Festival 2006 yang diselenggarakan oleh Peter F. Gontha. Daniel juga dianugerahi berbagai penghargaan antara lain, dari PAPPRI Asosiasi Musik Indonesia atas dedikasi yang tinggi dalam dunia musik serta pengembangan tema ke-Indonesiaan, sebagai Duta Wisata Jakarta dan Honorable Citizen of Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar